Author Archives: Nurdin Eppendi
Ship Unloader (SU) Foundation dengan ZEEpod

Dunia pembangkit listrik kian hari kian maju seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Salah satu fasilitas yang ada didalam pembangkit listrik adalah jetty (warf) yang dimana berfungsi untuk proses menurunkan bahan bakar pembangkit listrik. Untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dimana bahan bakar utamanya adalah batu bara maka pembangunan jetty tidak mungkin dipisahkan.
Pada massa pembangunan pembankit listrik 10.000 MW tahap pertama (FTP 1) banyak pembangkit listrik dengan kapasitas kecil tersebar di seluruh Indonesia. Pembangunan pembangkit tersebut juga disyaratkan didalam document contract untuk membuat jetty yang diatasnya diletakkan alat untuk bongkar muat batu bara (ship unloader). Walaupun pada akhirnya ship unloder tersebut dideviasi oleh kontraktor karena berbagai macam alasan.
Tahapan Konstruksi Pembangkit Listrik Part #1

Didalam konstruksi pembangkit listrik urutan konstruksi adalah hal yang wajib dibuat agar konstruksi berjalan lancar yang mana hal akan tertuang didalam project master Schedulle (PMS). PMS ini adalah tugas utama dari seorang Project Control yang mana merupakan salah satu bidang ilmu yang dipelajari oleh mahasiswa teknik sipil. Pembuatan PMS ini dalam proyek dapat dibantu dengan berbagai macam software yang diantaranya adalah Microsoft Projet, Primavera, Prolog dan lain-lain. Setelah PMS dibuat maka semua bagian dalam proyek dari admistrasi, engineering sampai dengan Project Director harus sepakat (konsuken) menjalankan pekerjaannya untuk memenuhi targer sesuai dengan jadwal yang ada didalam PMS.
Desain Beban Gempa SNI 2002 dan SNI 2012
Dalam membuat desain bangunan seringkali engineer mengalami kebingunan dalam menentukan standar yang akan dipakai dalam analisis perhituangannya. Hal ini disebabkan di Indonesia sudah menerbitkan Standar baru SNI – 1726 – 2012 untuk pedoman dalam perhitungan beban gempa akan tetapi terkadang dokumen kontrak masih meminta dengan standar lama SNI – 1726 – 2002. Perbedaan mendasar dalam perhitungan gempa untuk mendesain bangunan dari peraturan gempa 2002 dengan 2012 adalah cara menentukan respone spectrum yaitu grafik hubungan antara nilai periode gempa, nilai (T) dengan nilai (C).