Kualitas Udara Bertekanan (Compressed Air) Menurut ISO 8573-1 2010 Dan Penggunaannya

Compressed air system pada Pembangkit listrik (power plant) dibutuhkan untuk beberapa penggunaan diantaranya sebagai berikut:

  1. Instrument Air,   dibutuhkan untuk operasi Pneumatic Valve pada Power plant.
  2. Transport air,   pada power plant digunakan  pada fly ash handling system atau limestone handling system pada Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler Plant
  3. Service air,  digunakan untuk keperluan-keperluan servis atau pemeliharaan peralatan pada power plant

Tentunya, kualitas compressed air untuk ketiga jenis penggunaan diatas tidak sama. Terkait standard kualitas tersebut, menurut ISO 8573-1 2010 dibagi menjadi beberapa class sesuai tabel  berikut

* ) Class 0 ditentukan oleh pengguna equipment atau supplier atau parameter yang lebih ketat dari Class 1

Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat 3 jenis kriteria yang ditentukan standard nilainya oleh ISO 8573-1 yaitu Partikel Solid, Pressure dew point, Minyak (Oil). Sebagai contoh disebutkan “Compressed Air ISO 8573-1 2001 Class [2:4:1]” artinya  kualitasnya merujuk pada standard ISO 8573-1 tahun 2001, dengan kriteria sebagai berikut:

Class 2, Partikel Solid

Digit pertama angka 2 menunjukkan untuk solid partikel Class 2, artinya dalam setiap 1 m3 compressed Air, partikel solid ukuran 0.1- 0.5 mikron tidak boleh lebih dari 400 000, partikel solid 0.5 – 1 mikron tidak boleh lebih dari 6000, dan partikel solid ukuran 1 – 5 mikron tidak lebih dari 100

Class 4, water

Digit kedua angka 4, artinya Pressure dewpoint Class 4. Pressure Dewpoint adalah temperature dimana kandungan uap air mulai berkondensasi menjadi liquid/cair pada pressure tertentu. Untuk mencegah air didalam  sistem, harus dipilih Pengering udara (Air dryer) yang dapat menghasilkan dewpoint serendah mungkin pada outputnya.

Contoh diatas menunjukkan class 4, artinya sistem dapat menghasilkan dewpoint pada 3 deg C. Untuk menghasilkan dewpoint tersebut dapat dipilih dengan Refrigerant Dryer. Refrigeration dryer mampu menjaga RH kurang dari 50%. Jika proses membutuhkan ultra dry Air (class 1, 2 atau 3) dibutuhkan teknologi nonrefrigeration dryer seperti Type Adsoption atau Dessicant dryer yang dapat menghasilkan dew point hingga -40° C atau bahkan -70° C

Class 1, Minyak

Digit ke 3 angka menunjukkan Total Oil Class 1, artinya  di dalam 1 m3 compressed air, kandungan total minyak tidak boleh lebih dari 0.001 mg/m3. Kandungan tersebut gabungan antara aerosol, liquid dan vapour.

Terkait pemakaian compressed air di power plant, berikut pembahasan singkatnya:

  1. Instrument Air, standard yang biasa dipakai adalah ANSI/ISA-S7, untuk partikle solid minimal 40 micron, pressure dew point temperature recomended -40 deg C , dan total oil content 1 mg/m3 atau minimum menurut standard ISO 8573-1 Class [5:2:3], dibeberapa pembangkit banyak diterapkan Class yang lebih tinggi misalkan ISO 8573-1 Class [2:2:2].
  2. Untuk Transport Air, parameter yang ditentukan normalnya kandungan minyak minimal 5 mg/m3 (class 4) dan pressure dew point temperature minimal 3° C (Class 4), untuk menghindari terjadinya solid blocking akibat kondensasi, sedangkan parameter solid partikel tidak ditentukan karena memang fungsinya sebagai media transport untuk ash atau limestone yang juga adalah partikel solid.
  3. Untuk service Air, tidak terlalu dipersyaratkan dengan detail. Setidaknya di beberapa pembangkit kualitas service air pada Class [6:7:4]

Dari deskripsi diatas dapat dipahami bahwa

  • Parameter Solid partikel, menentukan pemilihan tipe dan ukuran mesh filter
  • Parameter pressure dew point, menentukan pemilihan tipe Air Dyer
  • Parameter Total Oil, menentukan pemilihan tipe dan ukuran mesh filter atau tipe compressor jika membutuhkan kondisi “oil free” seperti pada industri makanan dan minuman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *