Menghitung Plant Heat Rate PLTU

Suatu peralatan atau sistem yang menghasilkan output yang diinginkan misalnya listrik, uap, gerak, dan lainnya tentunya memiliki performa terukur. Nilai performa ini didefinisikan sebagai perbandingan antara usaha yang dilakukan dibandingkan dengan nilai posistif yang didapatkan. Misalnya pada pompa diukur dengan effisiensinya, Air conditioner (AC) performanya diukur berdasarkan Coefficient of performance (COP) , begitupun pembangkit listrik tentu ada suatu nilai performa yang diukur.

Suatu pembangkit listrik diukur performanya berdasarkan suatu nilai yang disebut dengan Heat rate dengan satuan yang biasa digunakan adalah  kKal/kW h. Parameter tersebut merepresentasikan nilai energi input dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dalam kilo watt hour (kWh). Misalkan suatu PLTU memiliki heatrate 3000 kkal/ kW h artinya PLTU tersebut membutuhkan bahan bakar dengan energi sebesar 3000 kkal untuk menghasilkan 1 kWh.

Pada PLTU ada beberapa heatrate berdasarkan posisi pengambilan titik pengukurannya:

  1. Turbine Heat rate (THR)
  2. Gross Plant Heat rate (GPHR)
  3. Nett Plant Heat Rate (NPHR)

Representasi dari ketiga titik ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Heatrate

Dimana:

Eff B  : Effisiensi Boiler

GT     : generator transformer

UAT  : Unit Auxiliary transformer

Dari gambar diatas dapat dilihat definisi beberapa istilah heatrate dan dapat diformulasikan sebagai berikut:

  1. Turbine heat rate (THR)= Laju heat yang masuk ke Siklus Uap/Generator Output

Laju heat yang masuk ke siklus uap dapat di hitung dari perbedaan parameter fluida yang masuk ke boiler dan steam yang keluar boiler, sehingga jika kita mengambil contoh heat & Mass Balance Diagram postingan sebelumnya, maka dapat diformulasikan menjadi:

THR = m1 (H1 –  H2)/ Gross Output

Dimana:

  • H1 = Enthalpy Steam Out Boiler (kJ/kg)
  • H2 = Enthalpy Water In Boiler(kJ/kg)
  • M1 = Laju Aliran massa fluida (kg/h
  • Gross Output = Power output generator (kW)

Sehingga

THR = 35.9 ton/h* (3400-635.9 )kJ/kg  ÷ 8500 kW

= 35900 kg/h *(2764.1) kJ/kg ÷ 8500 kW= 11674.26 kJ/kW.h

= 2788.35 kKal/ kW.h

Formula tersebut hanya berlaku untuk boiler yang tidak menggunakan reheater, jika menggunakan reheater, maka laju heat yang masuk ke reheater pun harus ditambahkan kedalam formula.

  1. Gross Plant Heat rate (GPHR) = Laju heat yang masuk ke Boiler/Generator Output

Laju heat yang masuk kedalam siklus uap tentu berbeda dengan laju heat yang masuk ke Boiler. Setiap boiler memiliki nilai effisiensi sehingga tidak 100% heat yang masuk ke boiler akan terserap kedalam siklus uap, sehingga jika dihitung secara termal saja dari Turbine Heatrate (THR) dalam menghitung bahan bakar yang dibutuhkan tentunya tidak akan cukup untuk menghasilkan daya (kW) yang sama sesuai Heat & mass balance diagram.

Untuk menghitung laju heat yang masuk ke Boiler, tinggal kita hitung Bahan bakar yang dimasukkan kedalam boiler, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut:

GPHR = Cv bahan bakar * Flowrate / gross Out (KW)

Dimana:

Cv bahan bakar = Nilai Kalori Bahan bakar (kkal/kg)

Flowrate = laju aliran bahan Bakar (kg/h)

Akan tetapi formula ini hany bisa dipakai pada saat performance test, dimana parameter bahan bakar terutama pengukuran flowrate bahan bakar sudah dilakukan,  sedangkan pada saat tahap desain, dapat menggunakan formula sebagai baerikut:

GPHR = THR ÷ Eff Boiler

Dimana : Efisiensi Boiler diestimasikan terlebih dahulu oleh engineer desain, tentunya harus dengan pengalaman dan perhitungan yang matang, sehingga tidak meleset jauh dari desain yang diinginkan.  Karena biasanya parameter GPHR ini dalam proyek EPC  Powerplant menjadi suatu garansi performance, jika tidak tercapai akan terkena denda performance.

kemudian sesuai dengan perhitungan THR diatas didapatkan THR =2788.35 kKal/ kW.h, dan estimasi effisiensi Boiler 79% (HHV Basis)

Sehingga

GPHR = 2788.35 kKal/ kWh ÷ 79%

=3529. 56 kkal/kWh

 

  1. Nett Plant Heat Rate (NPHR = Laju Heat yang masuk ke Boiler/ Nett Output

Laju heat yang masuk ke boiler sama dengan penjelasan  diatas, sedangkan yang dimaksud dengan Nett Output adalah Daya (power) yang dihasilkan suatu pembangkit listrik setelah dikurangi daya yang dipakai sendiri oleh pembangkit tersebut (Auxiliary Power) untuk menjalankan berbagai peralatan didalamnya seperti pompa, motor-motor, Kompressor, Water treatment, dan lainnya. Sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut

NPHR = GPHR ÷ (1- Aux. Power/Gross  output)

Diimana :

  • GPHR = 3529. 56 kkal/kWh
  • Aux Power: asumsi 15% dari Gross Output 8500 kW = 1275 kW

Maka

NPHR = 3529. 56 kkal/kWh ÷ (1-0.15) =4152. 4 kkal/kwh

60 Responses to Menghitung Plant Heat Rate PLTU

  1. mukhlason says:

    mantab !!

  2. Wawang_MS98 says:

    Cihuuy juga

  3. ridho harli says:

    Mantab mas .
    Mas sya ada pertanyaan sedikit kompleks . Buat bahan skripsi saya bpleh minta kontaknya mas

  4. yandha says:

    mas mau nanya dong
    beda pengertian heat rate dan heat balance apa ya?
    teoritisnya bagaimana?

    terima kasih

    • Abdul Manan says:

      Heat Rate adalah parameter performance seperti yang sudah dijelaskan di artikel diatas, yaitu energi input dibandingkan energi listrik yang dihasilkan

      sedangkan heat balance, terkait dengan kekekalan massa dan energi dalam suatu sistem

      • Addin Aditya says:

        mas mau tanya, untuk menghitung daya yang dibangkitkan oleh sebuah PLTU berdasarkan heat rate di atas itu kita menghitung dengan salah satu rumus heat rate di atas atau digabungkan mas?

        • Abdul Manan says:

          Mas Addin Aditya, Daya yang dibangkitkan PLTU atau Gross Output pada aktualnya bukan dihitung tetapi diukur. karena kapasitas pembangkit itu sudah tertentu atau sudah ditentukan saat membangun PLTU Tersebut.

          heat rate bukan untuk menghitung daya Pembangkit listrik, tetapi merupakan parameter effisiensi pembangkit listrik. untuk menghitung atau mengestimasi daya pembangkit, bisa menggunakan sofware thermal untuk membuat heat balance diagram (HBD)

  5. Dea Farhani says:

    Mas websitenya sangat membantu pembelajaran saya , saya mau nanya mas perihal perhitungan effisiensi,heat rate dll apakah ada standar yang digunakan ASME atau lain sebagainya?

    • Abdul Manan says:

      untuk perhitungan performance test, mas dea dapat lihat sbb:
      – ASME PTC 4.1 Perhitungan effisiensi Boiler
      – ASME PTC 6 Performance Test Steam Turbin
      – ASME PTC 46 Perhitungan Performance Test Plant

  6. suwardi says:

    GPHR = T.TR / Boiler Eff
    Untuk boiler eff apakah harus memakai metode Heat Loss ?
    Boleh nggak dalam menghitung GPHR boiler eff nya menggunakan Metode Input-Output Pak ? Mohon penjelasan.

  7. Mochammad Thohir says:

    Mas Abdul Manan ,saya mau nanya perhitungan NPHR untuk Pembangkit PLTU yang berusia 35 tahun ke atas apa perlu dibandingkan dengan data saat comisioning bagaimana dengan losses (rugi rugi)panas yang hilang apa gak diperhitungkan untuk menghitung efisiennya?

    • Abdul Manan says:

      Dear Pak Thohir, saya kira terkait Pembangkit yang berusia lama boleh saja jika mau dibandingkan dengan data saat komisioning yang tentunya akan berbeda, disamping itu per equipment harus diassest apakah masih layak operasi karena sudah melewati umur pakainya karena terkait safety pengoperasiannya.

      terkait perhitungan NPHR, saya kira baik pembangkit lama maupun baru prosedur pengukurannya sama saja, rugi2 panas yang bapak maksud sudah ada di dalam metoda perhitungan sebelum menghitung NPHR, yaitu pada step menghitung Turbine Heat Rate dan Boiler Effisiensi

  8. gina says:

    kak , saya ingin bertanya. selain heatrate, parameter kinerja dari suatu PLTU dapat ditentukan dengan apa ?

  9. Gilang says:

    Mas contoh perhitungan PLTU yang mana ya mas ??

    • Abdul Manan says:

      contoh perhitungan untuk PLTU skala kecil 8.5 MW Gross Output silahkan diklik di link Heat & Mass Balance diagram

  10. hari f says:

    Mas saya sedang menyusun skripsi tentang performance PLTGU, mohon bantuan nya mas buku atau bacaan apa ya yang menyebutkan Baik atau buruk nya Nilai dari Efisiensi PLTGU ?
    misal nilai efisiensi PLTGU nya 45% nah apakah itu baik atau sudah jelek..?
    lalu misal efisiesi Desainnya 48% kemudian dalam jangka 2 tahun ternyata efisiensi nya turun jadi 32% nah apakah itu dikatakan penurunan yang wajar atau tidak?
    adakah buku atau bacaan nya mas yang membahas seperti itu..
    mhon bantuan nya mas terima kasih ..

    • Abdul Manan says:

      Dear Mas Hari F, normalnya nilai effisiensi pembangkit selama 5 tahun pertama tidak akan turun significant selama maintenancenya terjaga, berhubung saya bukan operator pembangkit, saya tidak terlalu mendalaminya dan buku terkait hal tersebut pun saya kurang tau, saya lebih ke arah membangun pembangkit dan memprediksi performancenya

  11. Nur azis says:

    Mas mau nanya kalo untuk mengurangi nilai NPHR selain dari cara mengontrol nilai kalori batubara yang masuk ke pembakaran apa mas..??

    • Abdul Manan says:

      yang berpengaruh terhadap NPHR diantaranya:
      – Auxiliary Power, pemakaian daya sendiri, dikurangi untuk hal-hal yng tidak perlu
      – coal specification, mempengaruhi effisiensi boiler akan tetapi ini pun terbatas karena boiler dibangun pada suatu nilai bataubara, sebainya batubara yang masuk disesuaikan dengan desainnya
      – P,T, dan flow pada siklus termal dijaga pada perbaiki sesuai kondisi desainnya

  12. ishariyanto says:

    maaf mas mau tanya, klo misal tidak diketahui flowrate bahan bakar, gmn caranya menghitung GPHR nya ya, makasih mas sebelumnya

    • Abdul Manan says:

      Silahkan dibaca lagi artikelnya dengan teliti, sudah saya jelaskan jika tidak diketahui bisa diestimasikan menggunakan formula THR÷effisiensi boiler

  13. Gina Egiyana Fauzi A says:

    mas, kalau standar efisiesi dan heat rate PLTU berapa ya ? apakah ada buku yang menjelaskan standar efisiensi dan heatrate PLTU ?

  14. Badja sihombing says:

    Untuk hitung cost per kilogram steam pada pltu gmna ya? Thanks.

    • Abdul Manan says:

      Di PLTU tidak dikenal istilah cost per kg steam seperti di geothermal, karena steam di PLTU hanya berputar-putar di dalam siklus peralatannya.
      Istilah cost adalah dari sumber utama, misal utk pltu adalah batubara untuk geothermal adalah steam jadi istilah coat per kg steam hanya cocok untuk geothermal saja.

  15. Badja sihombing says:

    Untuk hitung cost per kilogram steam pada pltu gmna ya? Thanks.

  16. Rahmad Sasmita says:

    Mas, saya sedang menyusun laporan tugas akhir saya.
    Rencana Mau bandingin NPHR PLTU yg menggunakam boiler CFB dgn PLTU yg memakai boiler PC. Kira2 parameter2 pembanding apa saja yg perlu dicari?
    Dan Ada artikel yg bahas masalah tersebut tidak mas? Mohon bantuan nya mas.

    • Abdul Manan says:

      Dear Mas Rahmad, mohon maaf saya belum menulis artikel khusus utk CFB atau PC. pada prinsipnya perbedaan Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler dan Pulverized Coal (PC) Boiler adalah pada prinsip pembakarannya,
      – pada PC Boiler batubara di pulverized hingga halus lalu dibakar, jika sulfur content pada batubara tinggi, diperlukan peralatan tambahan Flue Gas Desulfurization (FGD) untuk menurunkan emisi sulfurnya
      – pada CFB Boiler, batubara tidak dipulverized (sekitar 10-30 mm) selain itu terdapat bed material (pasir) dan Limestone jika dibutuhkan untuk menurunkan emisi sulfur pada flue gasnya ( tidak memerlukan FGD lagi)

      sedangkan secara effisiensi, jika spesifikasi batubaranya sama, antara PC maupun CFB relatif sama effisiensinya, sehingga Gross Plant Heat Rate (GPHR) akan relatif sama. perbedaan mendasar untuk membandingkan adalah Auxiliary Power:
      – pada CFB terdapat peralatan seperti HP Blower, Fan-Fan (PAF, FDF, IDF)
      – pada PC terdapat peralatan seperti Coal mill, FGD (jika Sulfur content tinggi), Fan-fan (PAF,FDF,IDF)
      peralatan-peralatan tersebut harus dapat dibandingkan power consumptionnya, dan pada akhirnya akan mementukan perbedaan Nett Plant Heat Rate (NPHR) antara PLTU CFB dan PLTU PC

  17. Nugroho says:

    Mas Abdul Manan mau tanya Enthalpy h1 dan h2 itu dapet dari mana ya mas? untuk h1 enthalpynya steam out dan h2 enthalpy nya water (feedwater) mohon pencerahannya mas? maksudnya nilainya dapat darimana gtu, apa ada perhitungannya.., Terimakasih mas Abdul Manan..

  18. ishariyanto says:

    maaf mas mau tanya, klo kita mau mengubah satuan tekanan menjadi satuan heatrate (kkal/kwh), misalnya deviasi tekanan 0,28 MPa. gmn kita mengubah dalam satuan heatrate mas. makasih

    • Abdul Manan says:

      Oh.. maksud bapak deviasi tekanan terhadap designnya berpengaruh terhadap heatrate harus disimulasikan pada heat balance diagramnya dengan software

  19. Rahmad Sasmita says:

    Maaf mas nanya lagi, kalo perhitungan NPHR dengan metode Heat loss nya gmna ya? Apa rumus nya sama dengan yg diatas? Apa saja yg dijadikan parameter pengukuran, Dan kalau melalui performance test Juga bisa tidak pkai perhitungan yg diatas?
    Terimakasih

    • Abdul Manan says:

      Metode heat loss itu untuk menghitung effisiensi boiler, ASME PTC.4
      Perhitungan diatas hanya penyederhanaan, detail untuk Performance Test untuk NPHR dapat merujuk ke ASME PTC 46

  20. Rahmad Sasmita says:

    Bisa Minta tlong share file ASME PTC nya mas ke email madsasmita3@gmail.com

  21. Dody yuwanto says:

    Maaf mas mau tanya.. nubie dlm power plant bisa saya mnta fb mas kah…

  22. gitra renaldi says:

    alhamdulillah sangat bermanfaat, tapi saya mau nanya kalau untuk PLTP meninjau enthalpy 1 dan 2 nya dari mana ya mas dan bisakah GPHR dihitung, terimakasih sebelumnya

  23. Nur Ali Said says:

    Assalamualaykum mas. Manan, saya mau tanya apakah rumusan untuk menentukan nilai SHRw masing-masing unit dan SHRw Plant berbeda ya…? soalnya ada kasus dipembangkit saya isi perjanjian jual beli dengan PLN, hitungan SHRw ketika jalan 2 unit standard nilai SHRwnya 3350 kcal/kwh tapi jika beroperasi 1 unit standar nilainya 3749 kcal/kwh. masing-masing pembangkit kapsitas net 25 MW.

    note : SHRw = Calculation of Weighted Average Specific Heat Rate

    mohon pencerahannya… terima kasih..

    • Abdul Manan says:

      waalaikumsalam Pak Nur Ali, pada prinsipnya plant 2 unit jika beroperasi hanya satu unit, maka net heat rate akan berbeda jika beroperasi dengan 2 unit, disebabkan karena adanya beban common yang harus beroperasi seperti Water treatment, coal handling dan lain sebagainya yang akan beroperasi sesuai desainnya meskipun plant hanya beroperasi 1 unit saja. olehkarena itu pada kasus plant bapak SHRw untuk 1 unit lebih besar (lebih jelek) dibandingkan jika 2 unit beroperasi.

      seperti yang sudah saya jelaskan di artikel, prinsipnya sbb:
      NPHR = GPHR ÷ (1- Aux. Power/Gross  output)

      dimana Aux Power disini termasuk common system

      untuk formulasi detailnya mungkin bisa bapak cek di PPA bapak

  24. Rido says:

    selamat malam mas, saya mau bertanya apa beda NPHR dan TARA KALOR dan dimana saja penggunaan keduanya.

    • Abdul Manan says:

      selamat malam, saya kurang paham apa maksd dan definisi tara kalor.
      sebagai praktisi NPHR sendiri harus disepakati definisinya misal mengacu ke ASME PTC..

      • gundala putra petir says:

        Mohon maaf, share terkait pertanyaan tersebut ya :
        Liat Standard SPLN K6.004-1 : 2015

        7.2.5.4 Uji unjuk kerja (Performance test )
        b. Uji tara kalor (gross and net heat rate);

        Dapat diartikan uji tara kalor menghasilkan perhitungan Heat Rate baik gross (GPHR) maupun Net (NPHR)

  25. La aka hamzah says:

    Selamat sore,saya mau tanya tentang effisiensi. Kan rumusnya
    Effisiensi= 860/ heat rate x 100%

    1 kwh = 860 kkal

    Apakah 860 ini bisa di tulis 860kkal/kwh?
    Soalx hetrate satuanx kkal/kwh.

  26. gunawan says:

    Selamat sore Pak,
    Apa ada pareto terkait penyumbang mulai dari yang terbesar terkait heat rate dalam suatu unit pembangkit thermal?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *