Tag Archives: Heat Rate
Batubara atau Gas? Lebih Effisien atau Lebih Murah?

Lebih murah atau lebih effisien, listrik dari PLTU bahan bakar Batubara atau Combined Cycle Power Plant atau (PLTGU) bahan bakar gas? Pertanyaan ini adalah sering kita dengar di dunia ketenagalistrikan khususnya disisi owner atau konsultan pembangkit. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu kita bedah, apa saja sih komponen pembentuk harga produksi listrik antara PLTU dan PLTGU.
Komponen utama pembentuk biaya produksi listrik dibentuk dari Performa pembangkit dan Harga Bahan bakar.
Menghitung Plant Heat Rate PLTU

Suatu peralatan atau sistem yang menghasilkan output yang diinginkan misalnya listrik, uap, gerak, dan lainnya tentunya memiliki performa terukur. Nilai performa ini didefinisikan sebagai perbandingan antara usaha yang dilakukan dibandingkan dengan nilai posistif yang didapatkan. Misalnya pada pompa diukur dengan effisiensinya, Air conditioner (AC) performanya diukur berdasarkan Coefficient of performance (COP) , begitupun pembangkit listrik tentu ada suatu nilai performa yang diukur.
Suatu pembangkit listrik diukur performanya berdasarkan suatu nilai yang disebut dengan Heat rate dengan satuan yang biasa digunakan adalah kKal/kW h. Parameter tersebut merepresentasikan nilai energi input dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dalam kilo watt hour (kWh). Misalkan suatu PLTU memiliki heatrate 3000 kkal/ kW h artinya PLTU tersebut membutuhkan bahan bakar dengan energi sebesar 3000 kkal untuk menghasilkan 1 kWh.
Pada PLTU ada beberapa heatrate berdasarkan posisi pengambilan titik pengukurannya:
- Turbine Heat rate (THR)
- Gross Plant Heat rate (GPHR)
- Nett Plant Heat Rate (NPHR)